Ujian TOEFL ialah ujian dimana para peserta diuji kemampuan bahasa inggrisnya, melalui serangkaian tes yang dibagi ke dalam beberapa sesi. Test TOEFL yang diujikan yaitu Listening, Reading, Writing, Speaking, dan Grammar. Skor yang didapat oleh peserta dalam TOEFL bisa digunakan sebagai syarat untuk kuliah di dalam dan di luar negeri, syarat untuk mendaftar S2, atau sebagai syarat untuk pengajuan beasiswa di pemerintah atau swasta. Tidak hanya itu saja, skor TOEFL juga bisa dipakai untuk melamar kerja di sebuah perusahaan asing yang memerlukan karyawan dengan bahasa inggris aktif. Tetapi, mengikuti test bahasa inggris sekelas TOEFL bukan perkara yang gampang. Banyak peserta yang harus gagal karena ketidakmampuan mereka dalam memahami soal atau kurangnya pengetahuan dalam bahasa inggris.
Ujian TOEFL Dapat Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
TOEFL diorganisir oleh lembaga Amerika bernama ETS (Educational Testing Center) dengan 4 skill yang diujikan ditambah grammar atau structure. Dengan banyaknya skill yang diujikan, tidak heran jika tes TOEFL dapat mengasah kemampuan bahasa inggris Anda. Misalnya test Listening, dimana Anda menjawab soal-soal sesuai dengan percakapan Native Speaker dari kaset atau video. Secara tidak langsung akan melatih pendengaran Anda agar terbiasa dengan bahasa inggris. Soal-soal yang diberikan memang mencakup empat skill yang penting dalam mempelajari bahasa inggris. Bagi peserta yang belum terbiasa atau tidak melakukan persiapan test TOEFL, biasanya akan berakhir dengan kegagalan.
Baca Selengkapnya : Panduan Mendapatkan Sertifikat TOEFL Resmi
Penyebab Gagalnya Siswa Pada Ujian TOEFL
Bagi yang belum terbiasa, pasti menganggap test TOEFL sangat sulit. Berikut ada 15 penyebab kegagalan siswa dalam mengikuti ujian TOEFL:
- Fasilitas yang tidak memadai. Terkadang ada penyelenggara TOEFL yang tidak memiliki fasilitas yang memadai, contohnya seperti microphone yang rusak, atau masalah pada komputer.
- Terlalu percaya diri. Siswa yang terlalu percaya diri, malah menjadi salah satu penyebab gagalnya test.
- Kurangnya persiapan. Test TOEFL termasuk test yang memiliki level cukup tinggi, karena itu persiapan sebelum test harus dilakukan jauh-jauh hari.
- Masalah tanda baca. Beberapa peserta terkadang mengabaikan penggunaan tanda baca.
- Tidak bisa mengatur waktu. Waktu yang diberikan akan terasa singkat dengan jumlah soal yang mencapai ratusan.
- Belum terbiasa dengan QWERTY keyboard.
- Tidak mengikuti pre-test atau simulasi ujian untuk TOEFL.
- Latar belakang yang lemah terhadap bahasa inggris. Jika pada awalnya siswa tidak mengerti bahasa inggris, besar kemungkinan dia tidak dapat mengerjakan soal TOEFL dengan baik.
- Fakta bahwa Bahasa inggris adalah bahasa asing. Hal tersebut akan mempengaruhi pendengaran siswa terhadap pengucapan yang dilakukan native speaker.
- Tidak teliti. Peserta yang tidak teliti biasanya akan salah menjawab soal.
- Kemampuan tata bahasa yang kurang. Tata bahasa atau grammar sangat penting dalam membuat kalimat.
- Peserta tes yang tidak mampu memahami aplikasi yang dipakai.
- Psikologis peserta. Aspek psikologis seperti gugup atau takut salah akan mempengaruhi mental para peserta.
- Tidak adanya motivasi dari peserta untuk belajar mempersiapkan test TOEFL.
- Masalah kesehatan. Kebanyakan peserta belajar TOEFL sekeras mungkin sehingga mengabaikan kesehatannya.
Mengikuti ujian sekelas TOEFL dapat memberikan manfaat yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris Anda. Oleh sebab itu, sebelum mengikuti ujian TOEFL, disarankan untuk mengikuti kursus persiapan TOEFL, atau pre-test agar dapat mempersiakan diri sebaik mungkin.
References:
- 2007. Tips dan Trik Menaikan TOEFL. Yogyakarta. Idea Publishing.
- Barron’s. How to Prepare for the TOEFL Test of English Foreign Language 11th Edition. New York : 250 Wireless Boulevard, 2004.